Menelaah Struktur dan Kebahasaan Cerpen

 

MENELAAH STRUKTUR DAN ASPEK KEBAHASAAN CERPEN (Senin, 9 November 2020)

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Allohummaa sholli 'alaa sayyidina Muhammad.

Gimana kabar kalian, Anak-anak ......? Semoga masih sehat dalam perlindungan-Nya. Aamiin3 YRA.

Materi kita hari ini Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan Cerita Pendek. Silakan disiapkan alat tulis menulisnya ya! Kalian juga bisa mencocokkan materi ini dengan membuka/membaca buku paket. OK.

1. Struktur Teks Cerpen

        Pada umumnya cerpen terbentuk dari tiga struktur yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Struktur ORIENTASI merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita, baik pengenalan tokoh, sifat tokoh, latar cerita (tempat, waktu, suasana), maupun alur cerita. Struktur KOMPLIKASI memuat masalah atau konflik yang terdapat dalam cerita. Konflik dapat berkaitan langsung dengan tokoh atau konflik yang terjadi di lingkungan sekitar tokoh (tidak berkaitan langsung dengan tokoh). Sedangkan struktur  RESOLUSI merupakan bagian pemecahan masalah atas konflik yang ada dalam cerita.

        Nah, sekarang kalian tuliskan (di buku tulis) skema STRUKTUR TEKS CERPEN (dan contohnya) sebagaimana yang kalian temukan di buku paket! Silakan ditulis!!!

2. Aspek Kebahasaan pada Teks Cerpen

Ciri-ciri kebahasaan dalam cerita pendek sebagai berikut!

a. Kosakata

        Kosakata mempunyai hubungan erat dalam menciptakan alur cerita. Ketepatan dalam pemilihan dan penggunaan kosakata akan memberikan gambaran kualitas cerpen yang dibuat. Selain itu, pemilihan kosakata yang tepat akan menambah keindahan dan keserasian makna yang tercipta. Oleh karena itu, pembaca hendaknya memahami kosakata dan mencoba mencari tahu kosakata baru (dengan maknanya) yang terdapat pada teks cerpen. Pemilihan kosakata dalam cerpen sering berupa kata khusus. Contoh kata mawar memiliki makna khusus daripada kata bunga.

b. Gaya Bahasa

        Gaya Bahasa sering disebut orang dengan istilah Majas. Gaya Bahasa pada Cerpen berperan dalam memperindah dan meningkatkan efek makna dalam bacaan. Penggunaan Gaya Bahasa akan menimbulkan makana konotasi.

Jenis-jenis Gaya Bahasa:

(1) Gaya Bahasa Perbandingan :

      a. Metafora yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung (biasanya menggunakan kata seperti, bagaikan, dan bak.

Contoh : Suaranya sangat lembut bagaikan kapas.

      b. Personifikasi yaitu gaya bahasa yang melukiskan benda-benda mati yang diungkapakan/ diperlakukan seperti perilaku manusia.

Contoh : Pena ini menari-nari di atas kertas.

(2) Gaya Bahasa Pertentangan :

      a. Hiperbola yaitu gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan.

Contoh : Aku berlari secepat kilat agar tidak terlambat masuk sekolah.

      b. Litotes yaitu gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan sesuatu sekecil-kecilnya untuk merendahkan diri.

Contoh : Silakan mampir di gubukku ya!

       c. Ironi yaitu gaya bahasa sindiran yang paling halus (yang dipakai kata-kata yang mengandung arti kebalikan dengan yang dimaksud).

Contoh : Pagi sekali kamu bangun hari ini, baru pukul 09. 00!

(3) Gaya Bahasa Pertautan :

      a. Metonimia yaitu gaya bahasa yang menggunakan nama barang (merek dagang).

Contoh : Ayah mengendarai Kijang ke kantornya.

      b. Eufimisme yaitu gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehingga lebih sopan.

Contoh : Sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan (gila).

(4) Gaya Bahasa Perulangan:

Repetisi yaitu gaya bahasa yang menggunakan perulangan sebagai ciri khasnya. Majas Repetisi sering digunakan dalam memberi pidato, ceramah, atau berbicara di depan umum.

Contoh : Dia terus saja belajarbelajar, dan belajar hanya untuk mengejar beasiswa berprestasi.

c. Kalimat Deskriptif

        Penggunaan Kalimat Deskriptif berfungsi melukiskan atau menggambarkan keadaan atau peristiwa dalam cerpen. Penggunaan Kalimat Deskriptif ini membuat pembaca memahami peristiwa yang terjadi dalam cerpen.

d. Bahasa Tidak Baku dan Tidak Formal

        Cerpen sering disajikan dengan Bahasa Tidak Baku dan Tidak Formal karena menceritakan kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa tidak baku dan tidak formal ini akan membuat cerpen lebih terasa dekat dengan pembaca. Selain itu, penggunaan bahasa tidak baku dan tidak formal akan membuat cerita terasa lebih nyata.

e. Penggunaan Kalimat yang Menunjukkan Keterangan Waktu

        Kalimat Keterangan Waktu adalah kalimat yang di dalamnya terdapat Kata Keterangan Waktu sebagai Penunjuk Waktu terjadinya sebuah peristiwa tertentu. Contoh penggunaan Kata Keterangan Waktu, antara lain: besok, pagi, siang, sore, malam, esok, lusa, ke mari, dan penunjuk hari.

Comments

Popular posts from this blog

KAIDAH KEBAHASAAN

Teks Tanggapan

Teks Cerpen